BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 12 November 2010

Makalah tentang perkembangan islam dan dakwa pada periode rasullulah

KATA PENGANTAR


Allhamdulillah penulis bersukur pada Allah SWT, karena hanya dengan bimbingan dan petunjuk-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun sudah cukup banyak ditulis makalah tentang perkembangan islam pada masa rasulullah pada periode makkah dengan berbagai fariasinya, namun seiring dengan perkembangan dunia pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknilogi, maka pada dasarnya kebutuhan akan literatur pembelajaran tentunya juga terus bertambah dengan makalah ini. Makalah  perkembangan islam pada masa rasulullah pada periode makkah menjelaskan biografi Rasullulah, perkembangan islam, dakwa rasullulah, dan keberasilan dakwa rasullulah semoga makalah ini dapat memberi manfaat baru bagi para pembaca. Khususnya yang berubungan dengan sejarah kebudayan islam. Akhirnya, penulis berterimakasi kepada semua pihak yang teleh memberikan dorongan dan semangat kepada penulis terutama kepada bapak Dr. Samsul Hady,M.A. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah pada kita semua.Amien




                                                                                                     Malang, 5 Oktober  2010


                                                                                                                 Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………………………………i
DAFTAR ISI………………………..……..……….…..ii
BAB I PENDAHULUAN………...………....……........1
1.1  Latar Belakang……..…………...…….…....1
1.2  Rumusan Masalah…………….………....…2
1.3  Tujuan Penulisan………………………..….2
BAB II PEMBAHASAN………………………….…….3
      2.1  Biografi Nabi Muhammad Saw .………. ……..3
      2.2  Perkembangan islam periode Makkah……......4
      2.3 Dakwa Nabi Muhammad Saw……...……….….5
      2.4  Tahapan tahapan dakwa Rasulullah………..…8
      2.5  Keberasilan dan pengaruh dakwa islam……...10
BAB III PENUTUP……………………………….....….14
      3.1 Kesimpulan……………………………….……...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………...16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Islam merupakan agama yang besar, dan dibesarkan oleh orang nomor satu dunia yaitu Nabi Besar Muhammad SAW. Beliau telah mendedikasikan seluruh hidupnya demi kejayaan dan penyebaran agama Islam. Beliau adalah sosok mulia yang menghabiskan hari-harinya dengan berdakwah menyampaikan risalah Tuhan. Beliau tidak pernah lelah dan menyerah menghadapi hinaan, caci maki serta perlawanan dari musuh-musuh Islam. Beliau adalah pribadi sempurna yang telah memberikan cahaaya kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah panutan sepanjang zaman, dan ajaran serta pengabdian beliau selalu menjadi prioritas utama bagi umat Islam yang benar-benar talah mengislamkan dirinya, hatinya dan jiwanya. Sosok agung beliau yang telah meninggalkan kita sekian abad yang lalu, menambah cinta dan rindu kita kepadanya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepadanya, pada keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang selalu setia dalam perjuangan menegakkan Agama Islam, dan untuk seluruh pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
            Rasulullah telah mengajarkan kepada seluruh umat Islam tentang betapa beratnya menegakkan kalimah tauhid, dan Rasulullah selalu optimis terhadap janji Allah bahwa agama yang benar adalah Islam, dan kebenaran itu yang membuat Rasulullah memiki kekuatan yang luar biasa. Keyakinan akan Kebenaran Hakiki yang membuat beliau mampu merobohkan tembok-tembok kemusyrikan, dan keyakinan itulah yang membawa Islam kepada kejayaan.


Rumusan Masalah
            Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah:
a.       Biografi tentang Nabi Muhammad Saw ?
b.      Perkembangan islam periode Makkah ?
c.       Dakwa Nabi Muhammad Saw ?
d.      Tahapan tahapan dakwa Rasulullah ?
e.       Keberasilan dan pengaruh dakwa islam ?
1.2  Tujuan Penulisan
            Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:
a.       Untuk mengetahui Biografi Nabi Muhammad Saw
b.      Untuk mengetahui   Perkembangan islam periode Makkah
c.       Untuk mengetahui   Dakwa Nabi Muhammad Saw
d.      Untuk mengetahui   Tahapan tahapan dakwa Rasulullah
e.       Untuk mengetahui   Keberasilan dan pengaruh dakwa islam


BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Biografi Nabi Muhammad Saw
Beliau adalah Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muthallib bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan nabi Isma’il, putra Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Alloh melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.Nabi Muhammad saw dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M. Sebelum beliau dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh beliau kemudian di susui oleh Halimatus Sa'diyah. Setelah kakeknya wafat beliau diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib.salah satu dari usaha Muhammad yang terpenting sebelum di utus menjadi rosul ialah berniaga ke syam membawa barang-barang Khadijah. Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan Khadijah dan mereka kemudian mereka menikah. Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan khadijah sudah janda yang berumur 40 tahun. [1]
Menjelang usianya yang ke 40, dia sudah terlalu terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, berkontemplasi ke gua hira, bebarapa kilometer di utara kota mekah. Disana Muhammad mula-mula ber jam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat jibril muncul menyampaikan wahyu Allah yang pertama :
“Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui” ( QS 96 : 1-5 )

Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Rasul, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada agama. Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira'.
2.2   Perkembangan islam periode Makkah
Sebelum masa kerasulan nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim yang memegang jabatan Siqiyah. Ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dari suku Quraisy dan Ibunya Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Para pengasuhnya Halimah Sa’diyah(4 th), ibu kandung(2 th), Abdul Muthalib (2 th), Abu Thalib. Pada usia 12 th rasulullah ikut pamannya berdagang ke syiria, dalam perjalanannya bertemu pendeta Kristen yang bernama Buhairayang meyakini muhammad sebagai Rasul akhir Zaman. Pada usia 25 th menikah dengan Khadijah saudagar kaya yang berusia 40 th. Pada usia 35 th kebijakan Rasulullah terlihat pada saat mengambil keputusan untuk meletakkan hajar aswad secara bersama-sama, dari situ beliau mendapat gelar al-Amin dan dipercaya menjadi hakim.Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M beliau mendapat Wahyu pertama (QS. Al-Alaq [96]: 1-5) di gua Hira. Beliau juga di sebut Ummi yang berarti bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani hal ini menurut al-Maqdisi, namun juga bisa dipahami sebagai yang tidak bisa baca tulis.Pendidikan Islam. Pada saat itu Nabi mendidik umatnya secara bertahap, dari orang-orang terdekat seperti istri Nabi, Ali bin Abi Thalib(sepupu), Abu Bakar(sahabat), Zaid(anak angkat), Ummu Aiman(pengasuh) mereka yang pertama kali masuk Islam.
Faktor-faktor penentangan orang Quraisy di sebabkan oleh :
1. Tidak dapat membidakan antara kenabian dan kekuasaan
2. Tidak mau mengakui kesamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya
3. Tidak bisa menerima ajaran kebangkitan kembali dan pembelasan di akhirat
4. Taklid/mengikut nenek moyang
5. Pemahat dan pematung merasa dihalangi rezekinya
Dua bidang pokok dalam pembinaan umat di Makkah yaitu Tauhid dan al-Qur’an. Pokok-pokok ajaran tauhid pada surat al-Fatihah : “Allah tuhan semesta alam yang memberi nikmat, petunjuk dan bimbingan agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dialah raja yang memperhitungkan amal manusia.Dan hanya Dia yang patut disembah dan kepada-Nya temapat meminta pertolongan. Dia (Allah) yang membiumbing dan memberi petunjuk dalam kehidupan”. Mahmud Yunus menyatakan bahwa pembinaan Islam periode Makkah meliputi pendidikan agama tentang tauhid, akhliyah dan ilmiah(asal kejadian alam dan manusia), akhlak dan budi pekerti, serta pendidikan jasmani.[2]
2.3   Dakwa Nabi Muhammad Saw
Dalam proses penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu itu itu berbunyi sebagai berikut : “
“Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah.” ( Al- Muddatsir 1-7 )
Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama islam yang disebut dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada allah dan meninggalkan ilah dan berhala-berhala yang mereka sembah.
Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Banyak orang-orang yang menerima seruan Nabi melalui perantara Abu Bakar. Mereka dikenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair ibnu Awwan, Sa'ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam. Rumah Arqam pada saat itu dijadikan tempat pertemuan untuk menyampaikan dakwah islam.
Tidak berapa lama turunlah ayat kepada Nabi Muhammad SAW
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu.”
Sesudah ayat ini turun, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama Islam menyeru segenap lapisan manusia secara terang-terangan baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya, begitupun anggota kerabat mereka sendiri atau orang-orang yang jauh. Mula-mulanya beliau menyeru penduduk mekkah lalu kemudiah penduduk negeri yang lain. Disamping itu beliau juga orang-orang yang berdatangan ke mekkah untuk melakukan ibadah haji. Dengan usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi yang tadinya hanya 12 an orang makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tak punya.
Reaksi keras juga bermunculan menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, tapi usaha-usaha dalam meyebarkan dakwah Islam ini terus berlangsung dan tidak pernah mengenal kata lelah sehingga hasil yang diraih mulai nyata. Jumlah pengikut Nabi yang pada awalnya hanya belasan orang dan hanya dari kalangan kerabat dan sahabat semakin hari makin bertambah. Hampir setiap hari ada yang menyatakan diri sebagai seorang Islam dan mengislamkan diri serta keluarga mereka. Mereka kebanyakan adalah wanita, kaum budak, pekerja, kaum, miskin dan lemah. Meskipun kebanyakan dari pemeluk agama Islam adalah dari kaum lemah namun semangat Islam mereka sangat keras dan kuat, dan mereka berperan dalam perjuangan Islam dan mensosialisasikan Islam kepada kerabat dan keluarga mereka masing-masing, sehingga perkembangan Islam semakin tampak dan besar. [3]
Tantangan terbesar dalam perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari kaum penguasa dan pengusaha Mekkah, kaum feodal dan kaum pemilik budak. Karena ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW bertentangan dengan tradisi lama mereka dan mereka khawatir nilai tradisi yang telah mereka anggap sebagai Tuhan akan dinodai oleh ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Disamping itu, mereka juga khawatir akan sistem dan struktur masyarakat akan berubah dan kepentingan dagang mereka akan terancam dengan kehadiran ajaran Nabi Muhammad SAW yang menitik beratkan terhadap keadilan sosial dan persamaan derajat.
Usaha demi usaha terus dilakukan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad tersebut, tapi Rasulullah terus menyampaikan amanah ajaran agama Islam yang mulia ini. Rasulullah menyampaikan agama dengan jalan hikmah (kebijaksanaan) dan membantah serta memberikan pengajaran dengan cara yang baik kepada seluruh umat manusia, sesuai dengan Firman Allah pada surah An Nahl ayat 125 yang berbunyi :
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

2.4   Tahapan tahapan dakwa Rasulullah
1. Da’wah Secara Rahasia (Sirriyatud Da’wah)
Nabi mulai menyambut perintah Allah dengan mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan berhala. Tetapi da’wah Nabi ini dilakukannya secara rahasia untuk menghindari tindakan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik terhadap kemusyrikan dan paganismenya. Nabi saw tidak menampakan da’wah di majelis-majelis umum orang-orang Quraisy, dan tidak melakukan da’wah kecuali kepada orang-orang yang memiliki hubungan kerabat atau kenal baik sebelumnya. Orang-orang pertama kali masuk Islam ialah Khadijah binti Khuwailid ra, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah mantan budak Rasulullah saw dan anak angkatnya, Abu bakar bin Abi Quhafah, Utsaman bin Affan, Zubair bin Awwan, Abdur-Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan lainnya. Mereka ini bertemu dengan Nabi secara rahasia. Apabila diantara mereka ingin melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Mekah seraya bersembunyi dari pandangan orang Quraisy. Ketika orang-orang yang menganut Islam lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita, Rasulullah memilih rumah salah seseorang dari mereka, yaitu rumah al-Arqam bin Abil Arqam, sebagai tempat pertama untuk mengadakan pembinaan dan pengajaran. Da’wah pada tahap ini menghasilkan sekitar empat puluh lelaki dan wanita telah menganut Islam. Kebanyakan mereka adalah orang-orang fakir, kaum budak dan orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kedudukan. Dakwah Islam dimulai di Mekah dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan Ibnu Ishaq menyebutkan, dakwah dengan cara ini berjalan selama tiga tahun.  Demikian pula dengan Abu Naim: ia mengatakan dakwah tertutup ini berjalan selama tiga tahun.
2. Da’wah Secara Terang-terangan (Jahriyatud Da’wah)
Ibnu Hisyam berkata: kemudian secara berturut-turut manusia, wanita dan lelaki, memeluk Islam, sehingga berita Islam telah tersiar di Mekah dan menjadi bahan pembicaraan orang. Lalu Allah memerintahkan Rasul-Nya menyampaikan Islam dan mengajak kepadanya secara terang-terangan, setelah selama tiga tahun Rasulullah saw melakukan da’wah secara tersembunyi, kemudian Allah berfirman kepadanya:
“Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepdamu dan janganlah kamu pedulikan orang musyrik.” (al-Hijr : 94)
“Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara: 214-215)

Dan katakanlah, “sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan.” (al-Hijr: 89)
Pada waktu itu pula Rasulullah saw segera melaksanakan perintah Allah, kemudian menyambut perintah Allah, “Maka siarkanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu pedulikan orang-orang musyrik” dengan pergi ke atas bukit Shafa lalu memanggil, “Wahai Bani Fihir, wahai Bani ‘Adi,“ sehingga mereka berkumpul dan orang yang tidak bisa hadir  mengirimkan orang untuk melihat apa yang terjadi. Maka Nabi saw berkata, “Bagaimanakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa di belakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang akan menyerangmu, apakah kamu mempercayaiku?”Jawab mereka, “Ya, kami belum pernah melihat kamu berdusta. “ kata Nabi, “Ketahuilah, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari sisksa pedih.” Kemudian Abu lahab memprotes, “Sungguh celaka kamu sepanjang hari, hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami. “Lalu turunlah firman Allah:
”Binasalah kedua belah tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa.”
Kemudian Rasulullah saw turun dan melaksanakan firman Allah, ”Dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat” dengan mengumpulkan semua keluarga dan kerabatnya, lalu berkata kepada mereka, “Wahai Bani Ka’b bin Lu’ai, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Murrah bin Ka’b, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Abdi Syams, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Bani Abdul Muthalib, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Wahai Fatimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka! Sesungguhnya aku tidak bisa dapat membela kalian di hadapan Allah, selain bahwa kalian mempunyai tali kekeluargaan yang akan aku sambung dengan hubungannya.”
Da’wah Nabi saw secara terang-terangan ini ditentang dan ditolak oleh bangsa Quarisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan  agama yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka. Pada saat itulah Rasullulah mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan pikiran dan akal mereka dari belenggu taqlid. Selanjutnya di jelaskan oleh Nabi saw bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak dapat memberi faidah atau bahaya sama sekali. Dan, bahwa turun-temurunya nenek moyang mereka dalam menyembah  tuhan-tuhan itu tidak dapat dijadikan alasan untuk mengikuti mereka secara taqlid buta. Firman Allah menggambarkan mereka:
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”mereka menjawab,”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (Apakah mereka akan mengikuti juga,) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu pun, dan tidak mendapat petunjuk? (al-Baqarah: 170) Ketika Nabi saw mencela tuhan mereka, membodohkan mimpi mereka, dan mengecam tindakan taqlid buta kepada nenek moyang mereka dalam menyembah berhala, mereka menentang dan sepakat untuk memusuhinya, kecuali pamannya, Abu Thalib, yang membelanya.
2.5  Keberasilan dan pengaruh dakwa islam
Sebelum kita melangkah untuk melihat masa-masa terakhir kehidupan Rasulullah saw, sepatutnya kita memberikan perhatian sekilas terhadap aktivitas agung yang menjadi inti kehidupan beliau dan yang membedakan beliau dari seluruh Nabi dan Rasul, sehingga Allah mengangkat beliau sebagai pemimpin orang-orang terdahulu maupun orang-orang di kemudian hari. Dikatakan kepada Rasulullah saw: “Wahai orang yang berselimut, bangunlah (untuk shalat), di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya).” (al-Muzzamil: 1-2)
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!” (al-Muddatstsir: 1-2) Maka, beliau pun bangkit dan terus bangkit lebih dari dua puluh tahun, memikul beban amanat besar di bumi ini, seluruh beban aqidah, beban perjuangan dan jihad di berbagai medan. Beliau memikul beban perjuangan dan jihad di medan perasaan manusia yang tenggelam dalam angan-angan dan konsepsi jahiliyah serta terbelenggu oleh kehidupan dunia dan syahwat. Ketika perasaan manusia berhasil dibersihkan dari noda-noda jahiliyah dan kehidupan dunia, mulailah peperangan lain di medan yang lain pula, bahkan peperangan ini tiada putus-putusnya. Yaitu, peperangan melawan musuh-musuh da’wah Islam yang bersekongkol untuk menghancurkan da’wah ini sampai ke akarnya sebelum berkembang dan kokoh akarnya. Peperangan di jazirah Arab hampir saja berakhir, Romawi sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi umat yang baru ini serta menghadangnya di perbatasan bagian utara. Ketika semua ini berlangsung, peperangan pertama yaitu peperangan perasaan tidaklah berhenti, karena peperangan ini bersifat abadi, peperangan melawan syaithan. Sesaat pun syaithan tidak akan pernah meninggalkan aktivitasnya di dalam hati manusia. Di sanalah, Muhammad saw bangkit menyerukan da’wah Allah, dan melakukan peperangan yang tiada henti-hentinya di berbagai medan. Beliau berjuang menghadapi kesulitan hidup, padahal dunia berada di hadapannya. Beliau berjuang keras tidak kenal lelah, ketika orang-orang mu’min beristirahat menikmati ketenangan dan ketentraman. Semua itu beliau lakukan dengan semangat yang tak pernah kendor dan kesabaran tinggi. Beliau berjuang dalam melakukan qiyamul lail dan beribadah kepada Rab-Nya, membaca Al-Qur’an, dan bermunajat kepada-Nya sebagaimana yang diperintah-Nya. [4]
Demikianlah, beliau hidup dalam perjuangan dan peperangan yang tiada henti-hentinya lebih dari dua puluh tahun. Selama itu, tidak pernah melalaikan suatu urusan karena sibuk dengan urusan yang lain. Sehingga, da’wah meraih suatu keberhasilan yang gemilang, sulit dicerna oleh akal manusia. Jazirah Arab tunduk kepada da’wah Islam, debu-debu jahiliyah tidak berhamburan lagi di kawasan jazirah Arab, dan akal yang menyimpang telah lurus kembali. Sehingga, berhala-berhala ditinggalkan, bahkan dihancurkan. Udarapun dipenuhi oleh gema suara tauhid. Suara adzan terdengar membelah angkasa di celah-celah padang pasir yang telah dihidupkan oleh iman yang baru. Para da’i bertolak ke arah utara dan selatan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan menegakkan hukum-hukum Allah. Berbagai bangsa dan kabilah bertebaran di mana-mana bersatu padu. Manusia pun keluar dari penyembahan terhadap hamba menuju peribadatan kepada Allah. Di sana, tidak ada pihak yang memaksa dan dipaksa, tidak ada tuan dan hamba, penguasa dan rakyat, orang yang zhalim dan terzhalimi. Semuanya adalah hamba Allah, bersaudara dan saling mmencintai, dan melaksanakan hukum-hukum Allah. Allah telah menyingkirkan penyaki-penyakit jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang dari diri mereka. Di sana, tidaka ada kelebihan yang dimiliki oleh orang yang berkulit merah atas orang berkulit hitam, kecuali ketaqwaannya. Seluruh manusia adalah anak keturunan Adam, dan adam tercipta dari tanah. Berkat da’wah Islam, terwujudlah kesatuan Arab, keadilan sosial, kebahagiaan manusia dalam segala urusan dunia dan akhirat. Perjalanan hari dan wajah bumi pun berubah, demikian garis sejarah dan pola pikir. Sebelum ada da’wah Islam, dunia di kuasai oleh semangat kejahiliyahan, sehingga perasaannya memburuk, jiwanya membusuk, nilai-niali moral dan norma-norma sosialnya jadi kacau, dipenuhi kezhaliman dan perbudakan, dirongrong oleh gelombang kemewahan dan kemiskinan, diliputi oleh kekufuran, kesesatan dan kegelapan, meskipun pada saat itu sudah terdapat agama-agama langit. Namun, agama itu telah jauh diselewengkan oleh manusia, sehingga menjadi lumpuh, tidak berdaya menguasai manusia dan berubah menjadi beku, tidak hidup dan tidak memiliki ruh. Setelah da’wah Islam tampil dan memainkan perannya dalam kehidupan manusia, jiwa manusia menjadi bersih dari khayalan dan khurafat, perbudakan, kerusakan dan kebusukan, kekotoran dan kemerosotan. Masyarakat pun menjadi bersih dari kezhaliman dan kesewenang-wenangan, perpecahan dan kehancuran, perbedaan kelas, kediktatoran penguasa, dan pelecehan para dukun. Da’wah ini tampil membangun dunia di atas kesucian dan kebersihan, hal-hal yang bersifat positip dan membangun, kebebasan dan pembaruan, pengetahuan dan keyakinan, kepercayaan, keadilan, kehormatan, serta kinerja yang berkesinambungan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan menjamin setiap orang untuk memperoleh hak-hak dalam kehidupan. Berkat perkembangan-perkembangan ini, jazirah Arab mengalami suatu kebangkitan yang penuh berkah, yang belum pernah dialaminya sejak adanya bangunan di atas jazirah tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Biografi Nabi Muhammad Saw
Beliau adalah Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muthallib bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan nabi Isma’il, putra Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Alloh melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.Nabi Muhammad saw dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571M.
2. Perkembangan islam periode Makkah
Sebelum masa kerasulan nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim yang memegang jabatan Siqiyah. Ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dari suku Quraisy dan Ibunya Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Para pengasuhnya Halimah Sa’diyah(4 th), ibu kandung(2 th), Abdul Muthalib (2 th), Abu Thalib. Pada usia 12 th rasulullah ikut pamannya berdagang ke syiria, dalam perjalanannya bertemu pendeta Kristen yang bernama Buhairayang meyakini muhammad sebagai Rasul akhir Zaman. Pada usia 25 th menikah dengan Khadijah saudagar kaya yang berusia 40 th. Pada usia 35 th kebijakan Rasulullah terlihat pada saat mengambil keputusan untuk meletakkan hajar aswad secara bersama-sama, dari situ beliau mendapat gelar al-Amin dan dipercaya menjadi hakim.Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M beliau mendapat Wahyu pertama (QS. Al-Alaq [96]: 1-5) di gua Hira. Beliau juga di sebut Ummi yang berarti bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani hal ini menurut al-Maqdisi, namun juga bisa dipahami sebagai yang tidak bisa baca tulis.Pendidikan Islam. Pada saat itu Nabi mendidik umatnya secara bertahap, dari orang-orang terdekat seperti istri Nabi, Ali bin Abi Thalib (sepupu), Abu Bakar(sahabat), Zaid(anak angkat), Ummu Aiman(pengasuh) mereka yang pertama kali masuk Islam.
3. Tahapan tahapan dakwa Rasulullah
1. Da’wah Secara Rahasia (Sirriyatud Da’wah)
2. Da’wah Secara Terang-terangan (Jahriyatud Da’wah)
4. Pengaruh dan keberasilan dakwa islam
“Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!” (al-Muddatstsir: 1-2)
Menurut ayat diatas maka, beliau pun bangkit dan terus bangkit lebih dari dua puluh tahun, memikul beban amanat besar di bumi ini, seluruh beban aqidah, beban perjuangan dan jihad di berbagai medan. Beliau memikul beban perjuangan dan jihad di medan perasaan manusia yang tenggelam dalam angan-angan dan konsepsi jahiliyah serta terbelenggu oleh kehidupan dunia dan syahwat. Ketika perasaan manusia berhasil dibersihkan dari noda-noda jahiliyah dan kehidupan dunia, mulailah peperangan lain di medan yang lain pula, bahkan peperangan ini tiada putus-putusnya. Yaitu, peperangan melawan musuh-musuh da’wah Islam yang bersekongkol untuk menghancurkan da’wah ini sampai ke akarnya sebelum berkembang dan kokoh akarnya. Peperangan di jazirah Arab hampir saja berakhir, Romawi sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi umat yang baru ini serta menghadangnya di perbatasan bagian utara. Ketika semua ini berlangsung, peperangan pertama yaitu peperangan perasaan tidaklah berhenti, karena peperangan ini bersifat abadi, peperangan melawan syaithan. Sesaat pun syaithan tidak akan pernah meninggalkan aktivitasnya di dalam hati manusia. Di sanalah, Muhammad saw bangkit menyerukan da’wah Allah, dan melakukan peperangan yang tiada henti-hentinya di berbagai medan. Beliau berjuang menghadapi kesulitan hidup, padahal dunia berada di hadapannya. Beliau berjuang keras tidak kenal lelah, ketika orang-orang mu’min beristirahat menikmati ketenangan dan ketentraman. Semua itu beliau lakukan dengan semangat yang tak pernah kendor dan kesabaran tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Idris taufiq.H.1983. Mengenal kebudayaan islam, Surabaya : PT bina ilmu
Syalabi.A. 2003. Sejarah dan kebudayaan islam, Jakarta: Pustaka al-husna
Langgulung hasan.1998. Asas asas pendidikan islam, Jakarta: Pustaka al-husna
Buthy, Al-, Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah (Fiqhus Sirah), terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Robbani Press, 2002. 
Muhyiddin, Asep dan Syafei, Ahmad, Agus, Metode Pengembangan Dakwah,  Bandung: Pustaka Setia, 2002.



[1] A.Syalabi, Sejarah dan kebudayaan ialam , ( Jakarta: PT pustaka al-husan, 2003) hal 71
[2] Taufiq H.idris, Mengenal kebudayaan islam , ( Surabaya: PT Bina ilmu, 1983 ) Hal 96
[3] A.Syalabi, Sejarah dan kebudayaan islam , ( Jakarta: PT pustaka al-husan, 2003) hal 86

[4] A.Syalabi, Sejarah dan kebudayaan ialam , ( Jakarta: PT pustaka al-husan, 2003) hal 187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar